Keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari angka-angka di atas kertas. Anak-anak kita jauh lebih membutuhkan pendidikan agama dan pembentukan akhlak mulia yang akan menjadi bekal utama mereka dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Akhlak yang baik serta keimanan yang kokoh adalah investasi terbaik yang lebih berharga daripada sekadar prestasi duniawi.
Di antara hal yang diperintahkan adalah Allah memerintahkan agar menjaga keluarga dan anak kita dari api neraka. Allah Ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At-Tahrim: 6)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan panduan bahwa amal yang paling berharga dan terus mengalir pahalanya adalah amal yang berkaitan dengan kebaikan abadi, termasuk doa dari anak yang saleh.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
Maka dari hadits di atas, prestasi terbaik yang merupakan investasi paling bermanfaat bagi orang tua adalah amalan-amalan di atas.
Investasi terbaik orang tua adalah anak saleh. Diantara ciri anak saleh adalah mengamakan ajaran orang tuanya yang baik dan mendoakannya.
Betapa banyak anak yang dididik dengan akademik yang bagus, tetapi tidak giat dalam melaksanakan shalat lima waktu, terutama shalat Subuh. Hal ini menjadi keprihatinan besar karena shalat adalah kewajiban yang paling utama dan harus diingatkan kepada anak-anak kita sejak dini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur sepuluh tahun.”
(HR. Abu Daud, no. 495).
Maka sealayaknya kita perbanyak doa seperti doanya para nabi . semisal doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memohon,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh).”
(QS. Ash-Shaffat: 100).
Begitu pula Nabi Zakariya ‘alaihis salam yang berdoa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Artinya: Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa).”
(QS. Ali Imran: 38).
Orang tua adalah cermin yang paling dekat dengan anak-anaknya. Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah pernah berkata kepada anaknya,
لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ
“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi saleh).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:467)
Semoga Allah menjadikan kita orang tua yang mampu mengantarkan anak-anak kita menjadi generasi yang saleh, penyejuk hati, dan pemimpin bagi umat.
Disusun oleh : Divisi Pembinaan Akhlak Pegawai dan Pelanggan Bintang Pelajar
Baca Juga : Jauhi Ghibah! Sibukkan dengan Merenungkan Aib Sendiri