Bro & Sis, Inilah Akhlak Terbaik Untuk Ayah & Ibu Kita (Part 1)

Sobat bintang, siapa disini yang ingin masuk syurga? Termasuk penulis juga ingin masuk syurga yah. Nah, tau kah sobat bintang kalau salah satu cara masuk syurga adalah dengan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua kita, termasuk berakhlak terbaik kepada mereka.

Apa saja akhklak terbaik untuk ayah ibu kita? Simak dibawah ini ya

 

  1. Senang bila mendapat perintah dari mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [QS. Al-Isra: 23]

  1. Mengingatkan mereka berdua untuk senantiasa taat kepada Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”. [QS. Maryam: 42-45]

  1. Sopan dan lemah lembut dalam bertutur kata kepada mereka berdua.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [QS. Al-Isra: 23]

Ibnul Qayyim berkata: “Ibrahim memulai pembicaraan dengan ayahnya dengan memanggilnya dengan ‘ayahku’ yang menunjukkan penghormatan kepadanya. Dan tidak memanggilnya dengan namanya. Kemudian masuk ke pembicaraan dengan gaya bertanya.” [Badaai’ al-Fawaaid 3/133]

Diriwayatkan dari Thailasah bin Miyyas bahwasanya dia berkata: “Ibnu Umar berkata kepadaku: ‘Apakah kamu takut neraka dan ingin masuk surga?’ ‘Ya.’ Jawabku. ‘Apakah orangtuamu masih hidup?’ ‘Aku masih memiliki ibu.’ Jawabku. Dia berkata: ‘Demi Allah, sekiranya kamu melembutkan ucapanmu kepadanya dan memberinya makan, niscaya kamu masuk surga selama kamu menjauhi dosa besar.’” [HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad]

  1. Tidak mendahului keduanya dalam pembicaraan.

Diriwatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara pohon ada pohon yang daunnya tidak berguguran. Pohon ini diumpamakan untuk muslim. Pohon apakah itu?” Ibnu Umar berkata: “Aku ingin menjawab bahwa itu pohon kurma. Namun aku sahabat yang paling junior. Akhirnya aku memilih diam.” Kemudian Nabi berkata bawha itu adalah pohon kurma. [HR. Bukhari no.72]

  1. Tidak menatap keduanya dengan tatapan tajam.

“Ketika beliau berbicara, mereka merendahkan suara di sisi beliau. Dan mereka tidak menatap beliau dengan tatapan tajam sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.” [HR. Bukhari no.2583]

Urwah bin az-Zubair berkata: “Tidaklah berbakti kepada orangtuanya orang yang menatap tajam kepada keduanya.” [As-Siyar 4/433]

  1. Tidak mendahulukan diri sendiri.

Salah seorang di antara mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala kambing, ketika aku pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan susu tersebut kepada kedua orang tuaku sebelum aku berikan susu tersebut kepada orang lain (anak dan istriku).

Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga aku pulang telah larut malam dan aku dapati kedua orang tuaku telah tertidur. Namun, aku tetap memerah susu seperti biasanya.

Susu tersebut tetap aku pegang kemudian aku mendatangi keduanya, namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku.

Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum barulah aku berikan susu tersebut kepada anak-anakku.

Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah amal saleh yang ikhlas hanya mengharapkan pahala dari-Mu ya Allah, maka bukakanlah batu yang menutupi gua ini. Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser.”  [HR. Bukhari no.2272 dan Muslim no.2473]

  1. Tidak membuat keduanya gelisah atau sedih.
  2. Memuliakan keduanya dan rendah hati di hadapan keduanya.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan. [QS. Al-Isra: 34]

Urwah bin az-Zubair berkata tentang tafsir ayat di atas: “Janganlah kamu menolak permintaan yang mereka inginkan.” [HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad]

 

Bersambung ke part 2

 

✍?Disusun oleh: Ust Dede Rahman Saleh (Konsultan keislaman Bintang Pelajar)

Bagikan :