SNMPTN (SNBP) dan SBMPTN (SNBT) adalah salah dua jenis seleksi yang bakal Ayah Bunda dengar saat menyiapkan pendidikan anak ke perguruan tinggi negeri (PTN). Sekilas, keduanya mirip, tetapi ada sejumlah perbedaan SBMPTN dan SNMPTN yang sebaiknya diketahui sebelum menentukan pilihan.
Dengan mempelajari prosedur seleksi, insya Allah, Ayah Bunda dapat memberikan panduan yang tepat dan sesuai. Lantas, kira-kira, apa saja hal-hal yang membedakan SBMPTN dan SNMPTN yang wajib diketahui calon mahasiswa? Cek langsung penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!
Hal yang membedakan SBMPTN (SNBT) dan SNMPTN (SNBP)
-
Arti dan singkatan
Perbedaan SBMPTN dan SNMPTN dapat terlihat dari arti serta singkatannya. SBMPTN adalah singkatan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dalam prosesnya, para peserta harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang hasil skornya bakal jadi syarat pendaftaran.
Sementara SNMPTN merupakan singkatan untuk Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri. Biasanya, seleksi ini dikenal juga sebagai tes jalur undangan. Pasalnya mekanisme pada seleksi ini menggunakan prestasi akademik tanpa perlu tes tertulis atau keterampilan lain.
Keduanya memang hanya dibedakan dari kata bersama dan nasional. Namun, Ayah Bunda pasti sudah mendapat gambaran perbedaannya dari segi definisi.
-
Waktu atau jadwal seleksi
Waktu seleksi adalah perbedaan SBMPTN dan SNMPTN yang dapat dikenali. Peserta yang ingin mengikuti SBMPTN dapat mempersiapkan diri sampai pertengahan tahun. Pasalnya, jenis seleksi ini diselenggarakan sekitar Mei sampai Juni.
Berbeda dengan SNMPTN yang dilaksanakan lebih awal, yakni sekitar Januari sampai Februari. Untuk itu pula Ayah Bunda perlu memastikan putra putrinya siap sejak jauh-jauh hari. Namun, kalau belum beruntung, mereka bisa memilih tes lain untuk tembus universitas impian.
Selalu cek kabar terbaru dari PTN bersangkutan. Bisa saja karena perubahan tertentu, mereka mengubah jadwal seleksi bersangkutan.
-
Peluang lolos seleksi
Perbedaan SBMPTN dan SNMPTN selanjutnya terletak pada peluang lolos. Masing-masing PTN mempunyai kebijakan terkait untuk hal ini. Untuk SBMPTN, pihak perguruan tinggi perlu menyediakan minimal 40 persen dari mahasiswa baru yang telah disediakan.
Berbeda dari SNMPTN yang lebih mendetail. Sekolah akreditasi A dapat mengikutsertakan kurang lebih 40 persen siswa terbaiknya. Sementara itu untuk sekolah akreditasi B dan C masing-masing 25 dan 5 persen. Artinya, Ayah dan Bunda perlu memperhatikan reputasi sekolah sang buah hati.
Selain itu, PTN yang menyelenggarakan SNMPTN menyediakan kuota juga, yakni 20 persen dari jatah mahasiswa baru yang mereka sediakan.
-
Proses seleksi
Seperti yang disinggung, ada perbedaan SBMPTN dan SNMPTN dari segi proses seleksi. Pada SBMPTN, ada UTBK yang harus dilewati. Terdapat dua jenis tes yang wajib dilalui peserta, antara lain Tes Kemampuan Akademik (TKA) serta Tes Potensi Skolastik (TPS).
Bagaimana dengan SNMPTN yang tak menyertakan ujian tertulis? Kemampuan akademis para siswalah yang dijadikan patokan perguruan tinggi. Ayah Bunda dapat membantu anak menyiapkan rekap nilai rapor di lima semester terakhir sebagai salah satu syarat.
Ada poin-poin penting lain yang dijadikan pertimbangan SNMPTN. Sebut saja jejak alumni, tingkat akreditasi sekolah, serta prestasi di bidang akademik.
-
Biaya pendaftaran
Biaya menjadi faktor lain yang membantu Ayah Bunda mengidentifikasi perbedaan SBMPTN dan SNMPTN. Walau prosesnya terbilang dan berlapis, SNMPTN rupanya tak mengenakan biaya pada pendaftaran. Namun, peserta tentunya perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin.
Sementara SBMPTN mematok biaya pendaftaran yang bervariasi. Peserta yang mengikuti ujian dalam kelompok Saintek dan Soshum harus mengeluarkan uang sekitar Rp 200 ribuan. Kemudian untuk peserta kelompok Campuran harus membayar kurang lebih Rp 300 ribuan.
Pembayaran biaya pendaftaran SBMPTN pun dilakukan di bank yang sudah jadi rekanan pihak perguruan tinggi. Jika syarat ini tak dipenuhi, mereka tak akan memberikan kartu peserta ujian.
-
Peserta yang mengikuti
Tak ada perbedaan SBMPTN dan SNMPTN yang kontras untuk jenis peserta yang diizinkan ikut seleksi. Pada dasarnya semua siswa yang duduk di kelas 12 SMA, SMK, atau MA boleh mendaftar SNMPTN maupun SBMPTN. Hanya saja ada perbedaan pada tahun angkatannya.
SNMPTN hanya berlaku pada siswa kelas 12 atau yang akan lulus pada tahun dilaksanakannya seleksi tersebut. Misalnya, SNMPTN pada 2024 hanya boleh diikuti siswa yang akan lulus sekolah pada tahun tang sama. Beda dengan SBMPTN yang lebih fleksibel.
Pada SBMPTN, bukan hanya siswa kelas 12 yang boleh mendaftar. Mereka yang sudah menjadi alumni maksimal tiga tahun setelah tahun kelulusannya pun diizinkan ikut SBMPTN.
-
Cara memilih prodi atau jurusan
Satu hal lagi yang menjadi perbedaan SBMPTN dan SNMPTN adalah cara memilih program studi (prodi) atau jurusan. Peserta yang ikut SBMPTN dapat mengambil dua prodi di satu perguruan tinggi mana pun. Mereka juga berhak menentukan masing-masing satu prodi di dua tempat.
Sementara siswa yang dinyatakan eligible ikut SNMPTN dapat mengambil dua prodi. Akan tetapi, salah satu di antaranya harus ada di perguruan tinggi yang lokasinya sama dengan sekolah asalnya. Sedangkan satu prodi lagi bebas memilih dari tempat di provinsi mana saja.
Dalam hal ini, Ayah Bunda perlu memastikan anak memilih prodi sesuai minat dan bakatnya. Lalu, pastikan mereka tahu jurusan mana yang diprioritaskan saat mengisi data seleksi.
Baca juga : Daftar Perguruan Tinggi Negeri Paling Banyak Peminat
Lolos SNMPTN tak boleh ikut SBMPTN?
Jika penjelasan terkait perbedaan SBMPTN dan SNMPTN diatas cukup membantu Ayah Bunda membimbing anak, alhamdulillah, berarti semua pihak siap meneruskan ke tahap berikutnya. Namun, tak jarang dalam prosesnya ada celetukan, asumsi, atau anggapan yang berpotensi memicu kesalahpahaman yang merugikan orang tua maupun peserta.
Salah satunya terkait siswa yang tak boleh ikut SBMPTN setelah lolos SNMPTN. Anggapan ini bisa saja muncul dari peserta yang diperbolehkan mengikuti SBMPTN karena tak tembus SNMPTN. Lalu bagaimana kalau ternyata lolos, apakah mereka tetap diperbolehkan daftar SBMPTN? Apalagi kalau ternyata diseleksi sebelumnya, peserta malah masuk jurusan yang tak mereka inginkan.
Ayah Bunda yang memahami perbedaan SBMPTN dan SNMPTN dengan baik barangkali dapat menduga-duga jawabannya. Peserta yang lolos SNMPTN mungkin saja bisa daftar SBMPTN. Akan tetapi, sistem sudah mencatat mereka sebagai pihak-pihak yang lolos pada seleksi sebelumnya. Alhasil, akses registrasi SBMPTN akan otomatis terblokir.
Dengan kata lain, siswa yang sudah lolos SNMPTN tak memiliki kesempatan mengikuti SBMPTN. mereka juga harus menerima konsekuensi menerima prodi atau jurusan yang menerimanya. Di sini peran Ayah Bunda sangat penting dalam memberikan pemahaman dan terus memastikan bahwa pilihan anak sudah tepat. Jadi, mereka tak akan kecewa maupun menyesal.
Demikian penjelasan lengkap seputar perbedaan SBMPTN dan SNMPTN. Selain usaha dan kesabaran, jangan lupa Ayah Bunda ajak anak berdoa dan beribadah supaya Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan pilihan terbaik. Dengan begitu, ilmunya akan menjadi berkah serta bermanfaat bagi banyak orang.
Jangan lupa juga untuk maksimalkan persiapannya dengan belajar yang giat, baik sendiri maupun dengan bimbel masuk ptn yang bagus. Informasi lebih lanjut hubungi 0822-2666-8651